Senin, 19 Desember 2011

MEMBANDINGKAN KUALITAS BAHASA SUATU ARTIKEL YANG TERDAPAT DI DALAM DUA JENIS SURAT KABAR ONLINE YANG BERBEDA

A. KORAN      : POS KOTA
SUMBER     :
_____________________________________________________________________
Tragedi Masuji, Menhut Sekarang Tidak Terlibat
Kamis, 15 Desember 2011 - 12:55 WIB
JAKARTA (Pos Kota) – Ketua DPR RI , Marzuki Alie, memastikan Menteri Kehutanan saat ini, Zulkifli Hasan, tak terlibat masalah Mesuji. Marzuki justru terang-terangan menuduh bobroknya menteri-menteri kehutanan di masa lalu.
Menurut Marzuki, dirinya sudah meng-cross check kepada menteri sekarang dan tidak mengeluarkan izin seperti itu. Dirinya mengimbau Menhut saat ini untuk menginventarisir semua izin perkebunan atau izin pemanfaatan hutan lainnya dan mencabut semua izin pemanfaatan hutan yang mengambil hak rakyat.
“Saya mengimbau Menhut untuk mencabut semua izin yang mengambil hak rakyat. Gimana mungkin rakyat atau kampung yang sudah dihuni turun temurun selama puluhan tahun, bisa mereka kuasai hanya berbekal sebuah surat? Rakyat yang mendiami puluhan tahun wilayah itu, tidak memiliki surat apapun,” tegas Marzuki kepada wartawan di Gedung DOPR/MPR RI, Senayan jakarta, Kamis (15/12).
Disinggung dugaan keterlibatan Ketua BPN,Joyowinoto,Marzuki menjelaskan bahwa banyak hak guna usaha tidak dikeluarkan oleh BPN atau di-pending karena permasalahan ini.
“Izin yang mengeluarkan bupati. Izin pemanfaatan hutan menhut dan kepala BPN hanya mengesahkan.Dan banyak yang tidak disyahkan BPN krn izinya bermasalah,” pungkas Marzuki. (prihandoko/b)

B. KORAN       : MEDIA INDONESIA

Marzuki Alie: Soal Mesuji, Tunggu Investigasi
Penulis : Christian Dior Simbolon
Sabtu, 17 Desember 2011 17:31 WIB    
JAKARTA--MICOM: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie meminta semua pihak agar menahan diri untuk berkomentar soal kasus perebutan lahan dan dugaan pembantaian terhadap petani di Mesuji, Lampung, dan di Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.

"Saya pikir sebaiknya kita tunggu saja. Supaya kita mendapatkan data yang konkret sehingga tidak semuanya berisi opini dan isu. Sekarang Komisi Hukum DPR sedang turun ke Kampung Mesuji. Kemudian pemerintah juga telah membentuk tim investigasi. Kita tunggu saja," ujar Marzuki, saat ditemui di Hotel Millenium, Jakarta, Sabtu (17/12).

Menurut Marzuki, kasus Mesuji terjadi akibat perizinan-perizinan yang tumpang tindih dengan tanah-tanah adat.

"Karena itu, yang menyangkut hak rakyat harusnya dikaji lagi. Supaya tidak jadi bom waktu. Saya khawatir ini akan menjadi bom waktu yang pada saatnya nanti ini akan meledak," tuturnya.

Anggota Fraksi Partai Demokrat ini mencontohkan sebuah grup perusahaan di Sumsel yang menguasai izin hingga 1 juta hektare (ha).

"Izinnya (perusahaan) itu melingkupi rumah-rumah penduduk yang sudah dihuni puluhan tahun. Nah, supaya tidak menjadi bom waktu sebaiknya diselesaikan," tambahnya.

Ketika ditanya, apakah kasus ini merupakan imbas pelanggaran yang dilakukan Kementerian Kehutanan dalam memberikan izin hak guna usaha (HGU) kepada perusahaan? Marzuki enggan berkomentar banyak.

"Yah, kita tidak tahu siapa yang proses perizinan itu. Makanya investigasi itu diperlukan," tandasnya. (*/OL-10)



Perbandingan Kualitas Bahasa
Setelah dibaca dan diteliti antara Pos Kota dengan Media Indonesia yang memiliki kesalahan penulisan bahasa yakni EYD dan kosakata yang lebih dominan adalah Pos Kota. Berikut ini akan diberikan keterangan dan penjelasan lebih lanjut.
Keberadaan dan Tingkat Kesalahan Bahasa
Ukuran Kualitas Bahasa
Pos Kota
Media Indonesia
EYD
Ada – Banyak
Ada – Sedikit
Kosakata
Ada – Banyak
Tidak Ada
Kalimat Efektif
Tidak Ada
Ada – Sedikit

Uraian tabel :
EYD
1.     Pos Kota : ada penulisan huruf, penggunaan huruf kapital dan pemberian spasi yang salah, diantaranya :
-          Saya mengimbau Menhut untuk mencabut semua izin yang mengambil hak rakyat. (Penulisan yang benar adalah menghimbau )
-          Disinggung dugaan keterlibatan Ketua BPN,Joyowinoto,Marzuki menjelaskan bahwa… (Pemberian spasi yang benar yakni Ketua BPN, Joyowinoto, Marzuki )
-          Dan banyak yang tidak disyahkan BPN krn izinya bermasalah. (Penulisan yang benar adalah disahkan dan karena)
-          Gimana mungkin rakyat atau kampong… (Penulisan yang benar adalah Bagaimana)
-          Senayan jakarta (Penulisan yang benar adalah Jakarta)
2.    Media Indonesia : ada penggunaan imbuhan yang seharusnya digunakan tetapi tidak digunakan, yaitu :
-          Kita tidak tahu siapa yang proses perizinan itu. (lebih baik menggunakan kata memproses)

Kosakata
  1. Pos Kota : ada penulisan kata yang tidak baku, diantaranya
-          Menurut Marzuki, dirinya sudah meng-cross check kepada menteri. (kata baku yang benar seharusnya mengecek)
-          Banyak hak guna usaha tidak dikeluarkan oleh BPN atau di-pending karena permasalahan ini. (kata baku yang benar seharusnya ditahan)

Kalimat Efektif
  1. Media Indonesia
-          Saya khawatir ini akan menjadi bom waktu yang pada saatnya nanti ini akan meledak
Kalimat efektif : Saya khawatir ini akan menjadi bom waktu yang pada saatnya nanti akan meledak
-          Makanya investigasi itu diperlukan.
Kalimat efektif : Karena itu investigasi diperlukan

Kualitas Berita
Kelengkapan dan penyampaian berita lebih banyak diinformasikan oleh Media Indonesia daripada Pos Kota. Penyampaian berita antara kedua koran tersebut dapat dikatakan logis dan tidak bertele-tele.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar