Jumat, 10 Mei 2013

Tulisan 9 Akuntansi Internasional


Pasar Modal dan Ekonomi Riil
Penutupan perdagangan akhir minggu lalu (1/3/2013) menghasilkan rekor baru: IHSG ditutup menguat 15,824 poin dan berada pada level 4.811,6. Level ini meningkat tajam jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Misalnya pada penutupan perdagangan 2008, IHSG berada pada level 1.355,408.
Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir-akhir ini dipicu baik oleh sentimen eksternal maupun faktor internal-domestik. Sentimen positif eksternal didorong oleh menguatnya pasar modal Eropa dan Amerika Serikat. Saham-saham di Wall Street bergerak naik sebagai respons sentimen publikasi menguatnya sektor manufaktur dan data konsumen.
Selain itu, stabilitas makroekonomi dan tumbuhnya ekonomi Indonesia juga menjadi faktor penarik bagi investor global di tengah semakin terbatasnya negara tujuan investasi. Kondisi ini membuat pasar modal di Indonesia terus menguat dengan semakin besarnya likuiditas di lantai bursa.
Yang menarik dari rekor capaian terbaru IHSG adalah baik investor lokal maupun asing banyak memborong saham sektor konstruksi dan infrastruktur. Nilai transaksi kedua sektor ini mencapai Rp 6,6 triliun atau 87 persen dari total 5,23 juta lot dengan nilai transaksi Rp 7,63 triliun pada 1 Maret 2013.
Investasi pada pasar modal di sektor konstruksi dan manufaktur merupakan respons dari semakin besarnya realisasi dan potensi ekonomis pada kedua sektor ini. Selain itu, semakin menguatnya daya beli serta kelas menengah juga memperbesar keyakinan berinvestasi di Indonesia.
Semakin membesarnya ekonomi Indonesia membutuhkan peran pasar modal untuk memediasi investor dan perusahaan melakukan ekspansi usaha. Kuat dan besarnya permintaan domestik membuka peluang korporasi untuk intensifikasi strategi pertumbuhan. Namun, hingga saat ini, jumlah investor lokal tercatat masih di bawah 1 persen dari total populasi Indonesia.
Potensi pembiayaan
Pada saat yang sama, pembangunan infrastruktur yang tercantum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di enam koridor membutuhkan dana yang sangat besar. Sumber-sumber pembiayaan baru terus diidentifikasi dalam menopang kebutuhan pembangunan infrastruktur nasional.
Sepanjang tahun 2012 telah terealisasi peletakan batu pertama 71 proyek dengan total nilai investasi Rp 212,3 triliun. Untuk tahun 2013, proyek MP3EI ditargetkan pembangunan 146 proyek dengan nilai investasi mencapai lebih dari Rp 545 triliun. Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur akan semakin besar di kemudian hari seiring dengan komitmen nasional meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur nasional. Percepatan pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menekan ekonomi berbiaya tinggi dan meningkatkan daya saing nasional.
Besarnya kebutuhan pembangunan infrastruktur memang salah satu perhatian kita bersama untuk mempercepat distribusi pembangunan dan pertumbuhan yang berkualitas. Pada APBN 2013 dianggarkan belanja infrastruktur melampaui Rp 201 triliun. Jumlah ini perlu ditambah dengan sumber pembiayaan baik dari BUMN maupun swasta.
Selain pembiayaan melalui perbankan, instrumen pasar modal menjadi salah satu sumber pembiayaan yang cukup potensial. Besarnya likuiditas pasar modal Indonesia saat ini dapat menjadi salah satu pilihan merangsang perekonomian domestik, khususnya di sektor riil. Terserapnya likuiditas di pasar modal pada sektor riil tentunya mengurangi potensi kondisi pemanasan ekonomi dan bubble yang berisiko pada stabilitas, baik pasar keuangan maupun perekonomian secara keseluruhan.
Bagi investor, pasar modal Indonesia merupakan tujuan investasi yang saat ini cukup menjanjikan di tengah perlambatan ekonomi dan pelemahan bursa global. Penggunaan pasar modal sebagai media intermediasi bagi pendanaan investasi dapat membuat struktur pendanaan perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi dan lebih efisien dalam hal biaya.
Tahun 2012, pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia meningkat 15,69 persen dari Rp 3.537,29 triliun pada akhir 2011 menjadi Rp 4.092,23 triliun per 27 Desember 2012. Sementara itu, kontribusi pasar modal terhadap sektor riil di periode yang sama Rp 315 triliun atau naik 51 persen dibandingkan dengan tahun lalu sebesar Rp 209 triliun.
Kontribusi itu diperoleh dari penerbitan saham Rp 30 triliun dan obligasi sekitar Rp 76 triliun sehingga total modal yang disalurkan untuk keperluan ekspansi korporasi mencapai Rp 106 triliun. Sementara itu, fund raising untuk pemerintah mencapai Rp 209 triliun guna mendanai proyek pembangunan jalan, jembatan, dan lain-lain.
Kontribusi pasar modal terus menunjukkan peningkatan, tetapi dipandang masih relatif rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Rasio pembiayaan dari pasar modal terhadap produk domestik bruto Indonesia masih di rentang 50 persen. Bandingkan, misalnya, dengan Malaysia yang mencapai 160 persen, Singapura 260 persen, atau Hongkong yang jauh lebih tinggi mencapai di atas 1.000 persen.
Kita bersama perlu terus mendorong serta mendukung upaya optimalisasi peran pasar modal terhadap pertumbuhan dan percepatan pembangunan nasional. Saat ini dan ke depannya, pasar modal diharapkan terus menjadi entitas di industri keuangan yang secara efektif menjadi agen katalis pembangunan, di samping perbankan dan industri keuangan lainnya.
Firmanzah Dekan Fakultas Ekonomi UI
SUMBER :



OPINI :
Dari artikel diatas dapat disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia mengalami kemajuan yang baik. Ini dapat dilihat dari IHSG ditutup menguat 15,824 poin dan berada pada level 4.811,6. Level ini meningkat tajam jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Peran pasar modal sebagai salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi dan percepatan pembangunan perlu terus didorong agar dapat mengalir pada sektor-sektor riil. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari aksi spekulasi uang panas yang berpotensi membahayakan perekonomian nasional. Selain itu pasar modal juga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan. Di banyak negara maju, instrumen pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Akan tetapi yang menjadi perhatian adalah hingga saat ini, jumlah investor lokal tercatat masih di bawah 1 persen dari total populasi Indonesia. Dari sisi jumlah emiten, peluang untuk terus menambah emiten baru juga terbuka luas. Saat ini Bursa Efek Indonesia berencana menambah 150 emiten baru sampai tahun 2017. Upaya edukasi dan sosialisasi, baik untuk perusahaan maupun investor, perlu terus kita tingkatkan untuk terus menjadikan pasar modal sebagai pembiayaan dan investasi strategis di Indonesia.
            Wacana yang diambil dari artikel sebagai saran terhadap pasar modal dan ekonomi rill Indonesia yakni Kita bersama perlu terus mendorong serta mendukung upaya optimalisasi peran pasar modal terhadap pertumbuhan dan percepatan pembangunan nasional. Saat ini dan ke depannya, pasar modal diharapkan terus menjadi entitas di industri keuangan yang secara efektif menjadi agen katalis pembangunan, di samping perbankan dan industri keuangan lainnya.

Jumat, 03 Mei 2013

Tulisan 8 Akuntansi Internasional

Analisis Rencana Integrasi Perbankan ASEAN

REP | 02 March 2013 | 23:54
Rencana Integrasi Standarisasi Perbankan ASEAN atau ASEAN Banking Integration Framework (ABIF) menjadi isu yang hangat dibicarakan. Mengingat ABIF adalah salah satu langkah konkret menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Dengan memperhatikan Stabilitas regional yang mendukung, Relevansi dengan perbedaan di negara-negara ASEAN, serta Permintaan dan Penawaran yang memenuhi kekuatan modal dan aset.
Tiga aspek tersebut memunculkan masalah mengingat Bank Indonesia didalam ASEAN merasakan ketidakadilan dengan bank-bank Singapura dan Malaysia terhadap Bank Indonesia. Bank pada kedua negara tersebut dapat dengan mudahnya masuk Bank Indonesia, sebaliknya Bank Indonesia sangat sulit berdiri di kedua negara tersebut. Padahal Bank Indonesia mampu bersaing dengan Bank asing.
Untuk mencegah hal itu terjadi, ASEAN menetapkan acuan standar (Qualified ASEAN Bank) yang dibantu oleh  masing-masing Bank lokal di negara domestik. Indonesia memilih Bank Indonesia untuk mengkualifikasi dengan menilai kredibilitas dan kapabilitas dari Bank yang bisa menjalankan serangkaian aktivitas bisnis lintas negara berdasarkan kriteria tertentu. Qualified ASEAN Bank ini akan mulai diumumkan pada tahun depan oleh Bank Indonesia, mengingat tahun 2015 akan terjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Bukan hanya Bank saja yang sibuk menyiapkan diri untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 nanti, pasar modal sebagai penentu bursa efek di Indonesia juga perlu diperhatikan, mengingat pasar modal di Indonesia itu mempunyai Country Risk yang berbeda dengan negara lain. Dimana pemegang saham hanya ingin masuk ke negara yang mempunyai resiko yang lebih rendah. Oleh karena itu, pasar modal di Indonesia perlu dibenahi dari berbagai standarisasi Good Corporate Governance (GCG) maupun standarisasi permodalan, SDM dan strategi bisnis. Selain itu, perlu adanya kesepakatan bersama tentang kesamaan standar produk anggota ASEAN mengingat Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan pasar yang besar, sehingga akan memunculkan suatu kondisi dimana produk antarnegara ASEAN tidak ada lagi hambatan tarif yang dapat mengurangi hambatan nontarif.
Integrasi ekonomi harus diatur dengan baik, karena jika tidak, Indonesia akan semakin dirugikan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, karena semakin banyaknya produk dan tenaga kerja yang dengan bebasnya masuk pasar Indonesia, sehingga mengancam pelaku bisnis dan industri nasional, tetapi warga Indonesia belum cukup mampuni untuk menjadi tenaga kerja yang ditetapkan oleh Masyarakat Ekonomi ASEAN. Keadaan yang semakin mengancam adalah Indonesia akan semakin bergantung pada ekonomi pihak eksternal.
Lalu, apa yang harus dilakukan Bank Indonesia? Bank Indonesia akan berupaya untuk menjaga stabilitas harga (inflasi) dan nilai tukar supaya daya saing produk ekspor Indonesia dan mendukung iklim ekonomi yang kondusif bagi bisnis. Tak hanya itu, Bank Indonesia mengembangkan sistem pembayaran dan penyelesaian ASEAN yang aman dan efisien. Serta menjaga stabilisasi dengan memperketat proses liberalisasi yang terjadi. Dan perlunya hubungan sinergis yang membentuk ”Indonesia Inc” antara industri perbankan, regulator, dan pemerintah. Supaya Indonesia bisa tampil lebih percaya diri dalam integrasi perbankan ASEAN, bahkan global.


OPINI :
Dengan adanya Integrasi ASEAN tahun 2015 nanti, memiliki dampak positif dan negatif terhadap Negara Indonesia. Dampak postif dari Integrasi ASEAN ini yakni memperhatikan Stabilitas regional yang mendukung, Relevansi dengan perbedaan di negara-negara ASEAN, serta Permintaan dan Penawaran yang memenuhi kekuatan modal dan asset. Sedangkan, dampak negatif yang dapat timbul yakni apabila seluruh pelaku bisnis perekonomian Indonesia tidak menaikkan kualitas diri nya. Indonesia dapat dirugikan dengan adanya Integrasi ASEAN jika semakin banyaknya produk dan tenaga kerja yang dengan bebasnya masuk pasar Indonesia, sehingga mengancam pelaku bisnis dan industri nasional, serta Indonesia akan semakin bergantung pada ekonomi pihak eksternal.
            Begitu pula dalam bidang perbankan, Bank Indonesia harus mampu bersaing dengan bank asing lainnya dari Negara-negara ASEAN khususnya. Jadi dalam menghadapi Integrasi ASEAN ini seluruh elemen pelaku perekonomian baik dari Bank Indonesia, pasar modal, industry, dan tenaga kerja RI harus meningkatkat kualitas nya dalam menghadapi era baru Integrasi ASEAN mendatang sejak dini.

Tulisan 6 Akuntansi Internasional


Hatta Prihatin Inflasi Tinggi
KOMPAS.com/Indra Akuntono Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengaku prihatin terhadap tingkat inflasi khususnya Maret 2013 yang masih tinggi. Hatta akan memberikan perhatian khusus terkait hal tersebut.
"Saya prihatin dengan inflasi sekarang. Secara teknisnya, ini bisa menimbulkan distorsi dan harus segera dicari solusinya," kata Hatta saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (4/4/2013).
Untuk mencari solusi tersebut, Hatta mengaku sudah berkomunikasi dengan Menteri Pertanian, khususnya dalam pengendalian komoditas pangan yang mengontribusikan inflasi tinggi di Maret 2013.
Hatta juga mengaku kebijakan pengendalian ini bukanlah perkara yang gampang. Apalagi kebijakan tersebut juga harus melindungi petani sehingga risiko inflasi yang tinggi bisa ditekan. "Nantinya tidak boleh terjadi lagi inflasi yang tinggi karena bawang," tambahnya.
Belajar dari kasus bawang, Hatta meminta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian sering berkomunikasi dan segera memutuskan kebijakan yang akan diambil untuk mengantisipasi pasokan komoditas yang kurang di pasar. "Kalau impor ya impor. Tapi kalau panen raya, tingkatkan bea masuk impor tersebut. Jadi importir juga akan pikir-pikir mau ambil barang dari luar. Ini bisa menekan inflasi," tambahnya.
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menambahkan, inflasi saat ini dinilai jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Sehingga pemerintah harus segera merespon inflasi yang tinggi tersebut. "Kelihatannya dalam tiga bulan terakhir menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan. Sehingga memang harus dicermati," kata Mahendra.
Memang saat ini pemerintah ingin menjaga nilai inflasi agar tetap rendah. Namun di sisi lain, pemerintah ingin mendukung langkah-langkah penguatan ketahanan pangan. Mahendra menjelaskan, bahwa kenaikan harga bawang dan beberapa komoditas ini disebabkan karena kurangnya pasokan di pasar. Sehingga pemerintah akan fokus menata pasokan di pasar untuk menekan inflasi tersebut.
"Jadi yang kita selesaikan fokus di pasokan itu, bukan penyebab utama yang lain. Nanti malah banyak konflik yang timbul," tambahnya.
Sekadar catatan, inflasi Maret 2013 sebesar 0,63 persen, lebih tinggi dibanding inflasi Maret sepanjang lima tahun terakhir, kecuali inflasi Maret 2008 yang masih mencapai 0,95 persen.

OPINI :
Perlu kita ketahui Inflasi adalah adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Inflasi yang terjadi saat ini adalah kenaikan harga barang merah. Inflasi pada bulan maret 2013 ini merupakan inflasi yang lebih tinggi disbanding inflasi Maret sepanjang lima tahun terakhir.
Hal ini merupakan masalah yang patut diperhatikan pemerintah dan dicari solusi terbaiknya. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.