Pasar Modal dan Ekonomi Riil
Penutupan
perdagangan akhir minggu lalu (1/3/2013) menghasilkan rekor baru: IHSG ditutup
menguat 15,824 poin dan berada pada level 4.811,6. Level ini meningkat tajam
jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Misalnya pada penutupan
perdagangan 2008, IHSG berada pada level 1.355,408.
Penguatan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir-akhir ini dipicu baik oleh sentimen
eksternal maupun faktor internal-domestik. Sentimen positif eksternal didorong
oleh menguatnya pasar modal Eropa dan Amerika Serikat. Saham-saham di Wall
Street bergerak naik sebagai respons sentimen publikasi menguatnya sektor
manufaktur dan data konsumen.
Selain
itu, stabilitas makroekonomi dan tumbuhnya ekonomi Indonesia juga menjadi
faktor penarik bagi investor global di tengah semakin terbatasnya negara tujuan
investasi. Kondisi ini membuat pasar modal di Indonesia terus menguat dengan
semakin besarnya likuiditas di lantai bursa.
Yang
menarik dari rekor capaian terbaru IHSG adalah baik investor lokal maupun asing
banyak memborong saham sektor konstruksi dan infrastruktur. Nilai transaksi
kedua sektor ini mencapai Rp 6,6 triliun atau 87 persen dari total 5,23 juta
lot dengan nilai transaksi Rp 7,63 triliun pada 1 Maret 2013.
Investasi
pada pasar modal di sektor konstruksi dan manufaktur merupakan respons dari
semakin besarnya realisasi dan potensi ekonomis pada kedua sektor ini. Selain
itu, semakin menguatnya daya beli serta kelas menengah juga memperbesar
keyakinan berinvestasi di Indonesia.
Semakin
membesarnya ekonomi Indonesia membutuhkan peran pasar modal untuk memediasi
investor dan perusahaan melakukan ekspansi usaha. Kuat dan besarnya permintaan
domestik membuka peluang korporasi untuk intensifikasi strategi pertumbuhan.
Namun, hingga saat ini, jumlah investor lokal tercatat masih di bawah 1 persen
dari total populasi Indonesia.
Potensi pembiayaan
Pada
saat yang sama, pembangunan infrastruktur yang tercantum dalam Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di enam koridor
membutuhkan dana yang sangat besar. Sumber-sumber pembiayaan baru terus
diidentifikasi dalam menopang kebutuhan pembangunan infrastruktur nasional.
Sepanjang
tahun 2012 telah terealisasi peletakan batu pertama 71 proyek dengan total
nilai investasi Rp 212,3 triliun. Untuk tahun 2013, proyek MP3EI ditargetkan
pembangunan 146 proyek dengan nilai investasi mencapai lebih dari Rp 545
triliun. Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur akan semakin besar di
kemudian hari seiring dengan komitmen nasional meningkatkan ketersediaan dan
kualitas infrastruktur nasional. Percepatan pembangunan infrastruktur diharapkan
dapat menekan ekonomi berbiaya tinggi dan meningkatkan daya saing nasional.
Besarnya
kebutuhan pembangunan infrastruktur memang salah satu perhatian kita bersama
untuk mempercepat distribusi pembangunan dan pertumbuhan yang berkualitas. Pada
APBN 2013 dianggarkan belanja infrastruktur melampaui Rp 201 triliun. Jumlah
ini perlu ditambah dengan sumber pembiayaan baik dari BUMN maupun swasta.
Selain
pembiayaan melalui perbankan, instrumen pasar modal menjadi salah satu sumber
pembiayaan yang cukup potensial. Besarnya likuiditas pasar modal Indonesia saat
ini dapat menjadi salah satu pilihan merangsang perekonomian domestik,
khususnya di sektor riil. Terserapnya likuiditas di pasar modal pada sektor
riil tentunya mengurangi potensi kondisi pemanasan ekonomi dan bubble yang
berisiko pada stabilitas, baik pasar keuangan maupun perekonomian secara
keseluruhan.
Bagi
investor, pasar modal Indonesia merupakan tujuan investasi yang saat ini cukup
menjanjikan di tengah perlambatan ekonomi dan pelemahan bursa global.
Penggunaan pasar modal sebagai media intermediasi bagi pendanaan investasi
dapat membuat struktur pendanaan perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi dan
lebih efisien dalam hal biaya.
Tahun
2012, pertumbuhan kapitalisasi pasar modal Indonesia meningkat 15,69 persen
dari Rp 3.537,29 triliun pada akhir 2011 menjadi Rp 4.092,23 triliun per 27
Desember 2012. Sementara itu, kontribusi pasar modal terhadap sektor riil di
periode yang sama Rp 315 triliun atau naik 51 persen dibandingkan dengan tahun
lalu sebesar Rp 209 triliun.
Kontribusi
itu diperoleh dari penerbitan saham Rp 30 triliun dan obligasi sekitar Rp 76
triliun sehingga total modal yang disalurkan untuk keperluan ekspansi korporasi
mencapai Rp 106 triliun. Sementara itu, fund raising untuk pemerintah mencapai
Rp 209 triliun guna mendanai proyek pembangunan jalan, jembatan, dan lain-lain.
Kontribusi
pasar modal terus menunjukkan peningkatan, tetapi dipandang masih relatif
rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Rasio pembiayaan dari pasar modal
terhadap produk domestik bruto Indonesia masih di rentang 50 persen.
Bandingkan, misalnya, dengan Malaysia yang mencapai 160 persen, Singapura 260
persen, atau Hongkong yang jauh lebih tinggi mencapai di atas 1.000 persen.
Kita
bersama perlu terus mendorong serta mendukung upaya optimalisasi peran pasar
modal terhadap pertumbuhan dan percepatan pembangunan nasional. Saat ini dan ke
depannya, pasar modal diharapkan terus menjadi entitas di industri keuangan
yang secara efektif menjadi agen katalis pembangunan, di samping perbankan dan
industri keuangan lainnya.
Firmanzah
Dekan Fakultas Ekonomi UI
SUMBER :
OPINI :
Dari artikel diatas dapat
disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia mengalami kemajuan yang baik. Ini dapat
dilihat dari IHSG ditutup menguat 15,824 poin dan berada pada level 4.811,6.
Level ini meningkat tajam jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu.
Peran pasar modal sebagai salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi dan
percepatan pembangunan perlu terus didorong agar dapat mengalir pada
sektor-sektor riil. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari aksi spekulasi uang
panas yang berpotensi membahayakan perekonomian nasional. Selain itu pasar modal
juga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan investasi pembangunan
infrastruktur yang sedang berjalan. Di banyak negara maju, instrumen pasar
modal merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Akan tetapi yang menjadi perhatian adalah
hingga saat ini, jumlah investor lokal tercatat masih di bawah 1 persen dari
total populasi Indonesia. Dari sisi jumlah emiten, peluang untuk terus menambah
emiten baru juga terbuka luas. Saat ini Bursa Efek Indonesia berencana menambah
150 emiten baru sampai tahun 2017. Upaya edukasi dan sosialisasi, baik untuk
perusahaan maupun investor, perlu terus kita tingkatkan untuk terus menjadikan
pasar modal sebagai pembiayaan dan investasi strategis di Indonesia.
Wacana
yang diambil dari artikel sebagai saran terhadap pasar modal dan ekonomi rill
Indonesia yakni Kita bersama perlu terus mendorong serta mendukung upaya
optimalisasi peran pasar modal terhadap pertumbuhan dan percepatan pembangunan
nasional. Saat ini dan ke depannya, pasar modal diharapkan terus menjadi
entitas di industri keuangan yang secara efektif menjadi agen katalis
pembangunan, di samping perbankan dan industri keuangan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar