Analisis
Rencana Integrasi Perbankan ASEAN
REP | 02 March 2013 | 23:54
Rencana
Integrasi Standarisasi Perbankan ASEAN atau ASEAN Banking Integration
Framework (ABIF) menjadi isu yang hangat dibicarakan. Mengingat ABIF adalah
salah satu langkah konkret menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Dengan
memperhatikan Stabilitas regional yang mendukung, Relevansi dengan perbedaan di
negara-negara ASEAN, serta Permintaan dan Penawaran yang memenuhi kekuatan
modal dan aset.
Tiga
aspek tersebut memunculkan masalah mengingat Bank Indonesia didalam ASEAN
merasakan ketidakadilan dengan bank-bank Singapura dan Malaysia terhadap Bank
Indonesia. Bank pada kedua negara tersebut dapat dengan mudahnya masuk Bank
Indonesia, sebaliknya Bank Indonesia sangat sulit berdiri di kedua negara
tersebut. Padahal Bank Indonesia mampu bersaing dengan Bank asing.
Untuk
mencegah hal itu terjadi, ASEAN menetapkan acuan standar (Qualified ASEAN
Bank) yang dibantu oleh masing-masing Bank lokal di negara domestik.
Indonesia memilih Bank Indonesia untuk mengkualifikasi dengan menilai
kredibilitas dan kapabilitas dari Bank yang bisa menjalankan serangkaian
aktivitas bisnis lintas negara berdasarkan kriteria tertentu. Qualified
ASEAN Bank ini akan mulai diumumkan pada tahun depan oleh Bank Indonesia,
mengingat tahun 2015 akan terjadi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Bukan
hanya Bank saja yang sibuk menyiapkan diri untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
nanti, pasar modal sebagai penentu bursa efek di Indonesia juga perlu
diperhatikan, mengingat pasar modal di Indonesia itu mempunyai Country Risk yang
berbeda dengan negara lain. Dimana pemegang saham hanya ingin masuk ke negara
yang mempunyai resiko yang lebih rendah. Oleh karena itu, pasar modal di
Indonesia perlu dibenahi dari berbagai standarisasi Good Corporate
Governance (GCG) maupun standarisasi permodalan, SDM dan strategi bisnis.
Selain itu, perlu adanya kesepakatan bersama tentang kesamaan standar produk
anggota ASEAN mengingat Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan pasar yang besar,
sehingga akan memunculkan suatu kondisi dimana produk antarnegara ASEAN tidak
ada lagi hambatan tarif yang dapat mengurangi hambatan nontarif.
Integrasi
ekonomi harus diatur dengan baik, karena jika tidak, Indonesia akan semakin
dirugikan dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, karena semakin banyaknya
produk dan tenaga kerja yang dengan bebasnya masuk pasar Indonesia, sehingga
mengancam pelaku bisnis dan industri nasional, tetapi warga Indonesia belum
cukup mampuni untuk menjadi tenaga kerja yang ditetapkan oleh Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Keadaan yang semakin mengancam adalah Indonesia akan semakin
bergantung pada ekonomi pihak eksternal.
Lalu,
apa yang harus dilakukan Bank Indonesia? Bank Indonesia akan berupaya untuk
menjaga stabilitas harga (inflasi) dan nilai tukar supaya daya saing produk
ekspor Indonesia dan mendukung iklim ekonomi yang kondusif bagi bisnis. Tak
hanya itu, Bank Indonesia mengembangkan sistem pembayaran dan penyelesaian
ASEAN yang aman dan efisien. Serta menjaga stabilisasi dengan memperketat
proses liberalisasi yang terjadi. Dan perlunya hubungan sinergis yang membentuk
”Indonesia Inc” antara industri perbankan, regulator, dan pemerintah. Supaya
Indonesia bisa tampil lebih percaya diri dalam integrasi perbankan ASEAN,
bahkan global.
OPINI :
Dengan adanya
Integrasi ASEAN tahun 2015 nanti, memiliki dampak positif dan negatif terhadap
Negara Indonesia. Dampak postif dari Integrasi ASEAN ini yakni memperhatikan Stabilitas regional
yang mendukung, Relevansi dengan perbedaan di negara-negara ASEAN, serta
Permintaan dan Penawaran yang memenuhi kekuatan modal dan asset.
Sedangkan, dampak negatif yang dapat timbul yakni apabila seluruh pelaku bisnis
perekonomian Indonesia tidak menaikkan kualitas diri nya. Indonesia dapat
dirugikan dengan adanya Integrasi ASEAN jika semakin banyaknya produk dan tenaga kerja yang dengan
bebasnya masuk pasar Indonesia, sehingga mengancam pelaku bisnis dan industri
nasional, serta Indonesia akan semakin bergantung pada ekonomi pihak eksternal.
Begitu
pula dalam bidang perbankan, Bank Indonesia harus mampu bersaing dengan bank
asing lainnya dari Negara-negara ASEAN khususnya. Jadi dalam menghadapi
Integrasi ASEAN ini seluruh elemen pelaku perekonomian baik dari Bank
Indonesia, pasar modal, industry, dan tenaga kerja RI harus meningkatkat
kualitas nya dalam menghadapi era baru Integrasi ASEAN mendatang sejak dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar