Jumat, 19 April 2013

Tulisan 1 Akuntansi Internasional


Dahlan: Sekarang Eranya Membeli
Perusahaan Asing

Penulis : Didik Purwanto | Kamis, 13 Desember 2012 | 14:13 WIB

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan. 

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan menginginkan agar perusahaan-perusahaan BUMN tidak jago kandang. Sebab, saingannya kini bukan hanya perusahaan swasta nasional, melainkan juga perusahaan multinasional (asing).
Dahlan menginginkan agar perusahaan BUMN ini juga jangan terlalu kuat. Ini dilakukan agar perusahaan swasta segera melawan BUMN. Dengan adanya persaingan di antara kedua jenis perusahaan itu, akan ada kompetisi sehat di antara keduanya sehingga membuat kedua jenis perusahaan itu sama-sama maju.
"Tapi, saya tidak menginginkan agar BUMN dan swasta terlalu bersaing. Seharusnya, BUMN dan swasta bersaing untuk bisa mengalahkan perusahaan multinasional," kata Dahlan saat memberi sambutan di Markplus Conference 2013 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (13/12/2012).
Menurut Dahlan, kini kapitalisasi pasar PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sudah mengalahkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Dahlan sebenarnya mengaku tidak senang karena hanya mengalahkan sama-sama perusahaan BUMN.
Namun, ke depan, Dahlan menginginkan agar perusahaan BUMN ini bisa bersaing dengan asing sehingga akan mengubah pandangan bahwa perusahaan BUMN dan swasta nasional hanya jago kandang semata. "Kita harus ekspansi ke luar negeri. Dulu eranya jual BUMN, sekarang eranya beli, beli, dan beli perusahaan asing," tambahnya.
Salah satu contohnya adalah Telkom kini sudah mulai berekspansi ke Timor Leste. Telkom yang berekspansi melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin), berhasil memenangkan tender untuk menghadirkan layanan seluler di Timor Leste.
PT Semen Gresik Tbk (SMGR) yang melakukan akuisisi dengan perusahaan semen asal Vietnam, Thang Long Cement, lalu ada PT Timah Tbk (TINS) yang mengakuisisi perusahaan tambang batubara di Myanmar. "Ini ciri baru perusahaan BUMN," tambahnya.
SUMBER :

OPINI
Perisahaan multinasional atau yang biasa disingkat PMN merupakan sebuah perusahaan yang berbasis di satu Negara (Negara induk) dan memiliki kegiatan produksi dan pemasaran di satu atau lebih Negara asing (Negara tuan rumah).
Saya setuju dengan pendapat Menteri Keuangan Dahlan Iskan yakni perusahaan dalam negri maupun swasta dalam negri harus bersaing dengan perusahaan asing. Dan juga harus merubah kebiasaan dimana Indonesia hanya sering dibeli perusahaan BUMN oleh pihak asing, kita harus bergerak maju dan melakukan perubahan  dengan membeli perusahaan asing.
Langkah Telkom dan PT Semen Gresik yang telah berekspansi dan mengakuisisi ke perusahaan luar patut di acungi jempol dan perlu diikuti langkah nya oleh perusahaan Indonesia lainnya.
Keberaaan Perusahaan multinasional di Indonesia memiliki dampak positif maupun negatif. Dampak positif nya yakni antara lain padat karya (membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia), menambah devisa Negara, SDM yang unggul (perusahaan multinasional membutuhkan SDM yang unggul, dari sini kita banyak belajar dari proses pengoperasiaanya), teknologi yang canggih (teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan multinasional juga jauh lebih maju dan canggih daripada kebanaykan perusahaan nasional. Dari sini kita juga dapat mengambil sisis positif sebagai bahan pelajaran).
Sedangkan dampak negative yang bsa ditimbulkan perusahaan multinasional yaitu pencemaran yang dihasilkan (seperti limbah produksi), kesenjangan social antara tenaga kerja Indonesia dan Asing, Indonesia menjadi target penjualan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar